counters

Jumat, 07 Agustus 2015

MAKANAN TRADISIONAL YANG TERGERUS ZAMAN


Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang memiliki sejuta keindahan panorama alam, dan panorama budaya yang menjadi daya tarik tersendiri untuk Indonesia maupun untuk negara lain. Selain itu Indonesia juga memiliki daya tarik lain yang cukup memberikan Indonesia pada sebuah penghasilan yang besar yaitu memiliki Sumber Daya Alam, dan Sumber Daya Manusia, selain itu salah satu yang terpenting adalah budayanya. Budaya Indonesia masih terbilang budaya yang masih bersifat tradisional, dan unik karena budaya Indonesia dari dulu sampai sekarang masih menggunakan unsur kedaerahan yang sangat kental sekali. Selain dari segi budaya yang masih sangat kental, tak lupa Indonesia juga memiliki makanan tradisional yang membuat masyarakat luar tertarik untuk mencobanya. Makanan tradisional berasal dari daerah-daerah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, makanan tradisional ini antara lain Singkong, Jagung, Kentang, Ubi, Tiwul dan lain-lain. Orang zaman dahulu sangat menyukai makanan seperti ini bahkan mereka setiap harinya harus memakan makanan Singkong, Jagung, dan Ubi sebagai pengganti lauk-pauk mereka. Namun sekarang apa daya.. makanan tradisional yang menyehatkan, bersih dari formalin seperti ini tidak disukai oleh generasi sekarang, malah sudah terbilang hilang begitu saja atau bahkan generasi muda sekarang tidak tahu, ataupun tidak pernah mendengar makanan seperti ini. Sungguh ironis makanan tradisional sekarang yang dipandang sebelah mata oleh generasi muda zaman sekarang. Kebanyakan anak-anak sekarang gemar dengan makanan yang sudah siap saji atau yang lebih dikenal dengan Fast Food. Padahal makanan Fast Food sangat tidak baik dan tidak menyehatkan untuk tubuh seseorang. Tetapi kebanyakan orang baik itu usia anak-anak maupun remaja suka dengan makanan zaman sekarang dibandingkan dengan makanan zaman dulu. Mungkin karena anak-anak maupun remaja sekarang melihat makanan tradisional dari segi bentuk, rasa, dan cara pengolahannya yang tidak menarik ataupun mereka gengsi untuk memakannya. Ya itulah generasi muda sekarang yang suka pilih-pilih dengan makanan. Kalau mereka tidak suka dengan makanan itu dan menganggapnya kuno mereka tidak suka sampai kapanpun.

Kita bisa lihat contoh atau peristiwa yang beberapa hari lalu ngetrend atau heboh di bicarakan, yaitu seorang Presiden RI yang menikahi anaknya di Solo Jawa Tengah yang bernama Gibran dengan Selvi. Walaupun Gibran adalah anak Presiden Republik Indonesia atau anak orang penting di negara ini, mereka menikah dengan sederhana sekali. Contoh kesederhanaanya bisa dilihat dari makanan ketika prasmanan pernikahan Gibran dengan Selvi ini. Makanan yang disajikan untuk para tamu bersifat tradisional khas dari Solo, maupun makanan khas dari luar daerah Solo. Sehingga tamu-tamu penting atau pejabat-pejabat yang datang mau menikmati makanan tersebut dan menurut mereka makanan-makanan yang dihidangkan sangat enak walaupun tradisional. Contoh ini merupakan bukti bahwa masyarakat Indonesia tidak melupakan makanan tradisional daerah asalanya. Sebenarnya setiap apapun makanan itu enak dan unik. Khusunya makanan tradisional daerah asal kita yang terbilang masih sangat unik dan enak. Maka dari itu kita seharusnya bangga dengan apa yang kita punya apalagi makanan tradisional. Dengan makanan kita bisa mencintai budaya orang lain , dan terutama mencintai budaya daerahnya sendiri. Setiap budaya Indonesia dari Sabang-Merauke patuh kita hargai dan apresiasi, karena setiap budaya itu sama. Pada saat sekarang ini Mahasiswa-mahasiswi banyak yang datang dari luar daerahnya untuk menuntut ilmu terutama kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta masih dibilang budaya yang masih tradisional, memiliki sejuta kebudayaan yang indah sekali, dan yang paling utama ialah banyak sekali makanan tradisional yang perlu kita lestarikan yaitu Gudeg, Yogyakarta selain dinamakan kota pelajar juga dinamakan kota Gudeg.  Namun sayang,  walaupun Yogyakarta terkenal dengan makanan tradisionalnya mahasiswa-mahasisiswi sekarang tidak menyukai makanan tradisional misalnya Gudeg, tetapi ada juga mahasiswa yang menyukainya. Maka dari itu kita sebagai produsen harus pintar-pintar untuk membuat makanan tradisional yang semenarik, dan secantik mungkin. Agar makanan  tradisional tidak tergerus oleh zaman dan tidak lekang oleh waktu. Kita bisa mencoba atau membuat makanan tradisional dengan inovasi terbaru. Misalnya singkong dibuat bolu, “bolu singkong”, yang sekarang sudah ada “bolu tape” dan “bolu ketan hitam” dan lain-lain. Maksud dari pembuatan makanan tradisional dibuat semenarik dan secantik mungkin agar generasi muda sekarang menyukai makanan-makanan tradisional dan tidak dengan mudah melupakan begitu saja. Ingat dengan semboyan yang satu ini “CINTAILAH PRODUK-PRODUK INDONESIA”.

Veronika Indri Tri Utami
Prodi : Pendidikan Sejarah 


0 komentar:

Posting Komentar