Jumat, 07 Agustus 2015
MAKANAN TRADISIONAL YANG TERGERUS ZAMAN
04.13
No comments
Indonesia
adalah sebuah negara kepulauan yang memiliki sejuta keindahan panorama alam, dan
panorama budaya yang menjadi daya tarik tersendiri untuk Indonesia maupun untuk
negara lain. Selain itu Indonesia juga memiliki daya tarik lain yang cukup
memberikan Indonesia pada sebuah penghasilan yang besar yaitu memiliki Sumber
Daya Alam, dan Sumber Daya Manusia, selain itu salah satu yang terpenting adalah
budayanya. Budaya Indonesia masih terbilang budaya yang masih bersifat
tradisional, dan unik karena budaya Indonesia dari dulu sampai sekarang masih
menggunakan unsur kedaerahan yang sangat kental sekali. Selain dari segi budaya
yang masih sangat kental, tak lupa Indonesia juga memiliki makanan tradisional
yang membuat masyarakat luar tertarik untuk mencobanya. Makanan tradisional
berasal dari daerah-daerah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke, makanan tradisional ini antara lain Singkong, Jagung, Kentang, Ubi,
Tiwul dan lain-lain. Orang zaman dahulu sangat menyukai makanan seperti ini
bahkan mereka setiap harinya harus memakan makanan Singkong, Jagung, dan Ubi
sebagai pengganti lauk-pauk mereka. Namun sekarang apa daya.. makanan
tradisional yang menyehatkan, bersih dari formalin seperti ini tidak disukai oleh
generasi sekarang, malah sudah terbilang hilang begitu saja atau bahkan
generasi muda sekarang tidak tahu, ataupun tidak pernah mendengar makanan
seperti ini. Sungguh ironis makanan tradisional sekarang yang dipandang sebelah
mata oleh generasi muda zaman sekarang. Kebanyakan anak-anak sekarang gemar
dengan makanan yang sudah siap saji atau yang lebih dikenal dengan Fast Food. Padahal makanan Fast Food sangat tidak baik dan tidak
menyehatkan untuk tubuh seseorang. Tetapi kebanyakan orang baik itu usia anak-anak
maupun remaja suka dengan makanan zaman sekarang dibandingkan dengan makanan
zaman dulu. Mungkin karena anak-anak maupun remaja sekarang melihat makanan
tradisional dari segi bentuk, rasa, dan cara pengolahannya yang tidak menarik
ataupun mereka gengsi untuk memakannya. Ya itulah generasi muda sekarang yang
suka pilih-pilih dengan makanan. Kalau mereka tidak suka dengan makanan itu dan
menganggapnya kuno mereka tidak suka sampai kapanpun.
Kita
bisa lihat contoh atau peristiwa yang beberapa hari lalu ngetrend atau heboh di bicarakan, yaitu seorang Presiden RI yang
menikahi anaknya di Solo Jawa Tengah yang bernama Gibran dengan Selvi. Walaupun
Gibran adalah anak Presiden Republik Indonesia atau anak orang penting di
negara ini, mereka menikah dengan sederhana sekali. Contoh kesederhanaanya bisa
dilihat dari makanan ketika prasmanan pernikahan Gibran dengan Selvi ini. Makanan
yang disajikan untuk para tamu bersifat tradisional khas dari Solo, maupun
makanan khas dari luar daerah Solo. Sehingga tamu-tamu penting atau
pejabat-pejabat yang datang mau menikmati makanan tersebut dan menurut mereka
makanan-makanan yang dihidangkan sangat enak walaupun tradisional. Contoh ini
merupakan bukti bahwa masyarakat Indonesia tidak melupakan makanan tradisional
daerah asalanya. Sebenarnya setiap apapun makanan itu enak dan unik. Khusunya
makanan tradisional daerah asal kita yang terbilang masih sangat unik dan enak.
Maka dari itu kita seharusnya bangga dengan apa yang kita punya apalagi makanan
tradisional. Dengan makanan kita bisa mencintai budaya orang lain , dan
terutama mencintai budaya daerahnya sendiri. Setiap budaya Indonesia dari
Sabang-Merauke patuh kita hargai dan apresiasi, karena setiap budaya itu sama. Pada
saat sekarang ini Mahasiswa-mahasiswi banyak yang datang dari luar daerahnya
untuk menuntut ilmu terutama kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta masih dibilang
budaya yang masih tradisional, memiliki sejuta kebudayaan yang indah sekali,
dan yang paling utama ialah banyak sekali makanan tradisional yang perlu kita
lestarikan yaitu Gudeg, Yogyakarta selain dinamakan kota pelajar juga dinamakan
kota Gudeg. Namun sayang, walaupun Yogyakarta terkenal dengan makanan
tradisionalnya mahasiswa-mahasisiswi sekarang tidak menyukai makanan
tradisional misalnya Gudeg, tetapi ada juga mahasiswa yang menyukainya. Maka
dari itu kita sebagai produsen harus pintar-pintar untuk membuat makanan
tradisional yang semenarik, dan secantik mungkin. Agar makanan tradisional tidak tergerus oleh zaman dan
tidak lekang oleh waktu. Kita bisa mencoba atau membuat makanan tradisional
dengan inovasi terbaru. Misalnya singkong dibuat bolu, “bolu singkong”, yang
sekarang sudah ada “bolu tape” dan “bolu ketan hitam” dan lain-lain. Maksud
dari pembuatan makanan tradisional dibuat semenarik dan secantik mungkin agar
generasi muda sekarang menyukai makanan-makanan tradisional dan tidak dengan mudah
melupakan begitu saja. Ingat dengan semboyan yang satu ini “CINTAILAH
PRODUK-PRODUK INDONESIA”.
Veronika
Indri Tri Utami
Prodi :
Pendidikan Sejarah