Minggu, 30 Maret 2014
Candi Sukuh
Nama Sukuh
diambil dari nama Bukit Sukuh tempat candi itu berada .Di samping Bukit Sukuh
ada Bukit Tambak, dan Bukit Pringgondani.
Sedangkan nama sukuh sendiri dari kerthabasanya memiliki 3 arti, yang pertama,
“kesusu waton bakuh” atau tergesa-gesa asalkan kuat. Hal ini menurut petugas
dari dinas pariwisata kabupaten
Candi
sukuh ditemukan pertama kali tahun 1815(jaman Raffles)berupa reruntuhan.pada
tahun 1842 dibenahi oleh residen Johnson dari Surakarta.Antara tahun 1910-1917
dipugar oleh dinas purbakala yang dipimpin van der Vlis.Dia menginterpretasikan
bahwa didepan gapura utama dahulu ada tangga, dwarapala dan candi
bentar.Bangunan tersebut sekarang sudah hilang akibat longsor.
Agama
yang dianut pada waktu itu adalah Hindu,terutama dikalangan kraton dengan
dewa-dewa seperti Siwa, Brahma, dan Wisnu. Sedangkan para putri yang serba
sederhana tetap pada kepercayaan leluhur,bahwa roh-roh para leluhur serta
badan-badan halusnya merupakan sumber pengaruh dan kekuatan kehidupan. Candi
yang oleh agama Hindu dipakai sebagai tempat untuk memuja dewa-dewa, oleh orang
Jawa dianggap sebagai kediaman roh leluhurnya.
Meskipun
tidak merupakan peninggalan purbakala terbesar di Indonesia,namun merupakan
candi yang sangat menarik. Karena kedua candi itu memiliki rahasia dan sampai
sekarang belum terungkap seluruhnya. Dibandingkan dengan candi Borobudur dan
Prambanan,maka relief-relief yang terdapat pada kedua candi itu tampak sederhana,seakan-akan
merupakan karya seni orang-orang terpencil dan bukan ahli pahat batu.
Berdasarkan relief
dan ukiran huruf-huruf
dibagian candi yang
bertuliskan Gapura Bhuto Anguntal
Jalma yang memiliki
makna seorang raksasa memangsa manusia, melalui lambang
condro sengkolo dalam kalender jawa dapat
diartikan gapuro =
gerbang angka 9,
buhto = raksasa
angka 5, angunthal = memangsa
angka 3, jalmo = manusia angka 1, jika dibalik akan diperoleh angka 1359 tahun saka atau menjadi 1437 M, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa candi
sukuh ini dibangun pada abad XV.
Jumat, 28 Maret 2014
Agama masyarakat Persia
Peradaban Persia telah memperkenalkan
tiga agama utama yaitu Zoroastrianisme, Manikeanisme, dan Bahá'í. Agama-agama
lain termasuk Mazdak dan Manikeanisme yang keduanya secara tidak langsungnya
memengaruhi agama Kristen:Keduanya berakar dari agama Zoroastrianisme.
Sekarang, banyak cendekiawan memperdebatkan tentang agama yang mana terbit
dahulu, Zoroastrianisme atau Yahudi. Tetapi mereka telah bersetuju bahwa
Zoroastrianisme datang dahulu kalau diambil dari perspektif angelologi (doktrin
tentang malaikat), demonologi (doktrin tentang setan) dan doktrin mengenai
kiamat dan bencana alam.
Agama asli orang-orang persia adalah
suatu kultus yang sederhana sekali, yang berhubungan dengan kehidupan
penggembalaan pertanian. Akan tetapi kemudian seorang persia yang bernama Zarathustra
mengembangkan suatu agama baru yang disebut Zoroastrianisme. Zoroastrianisme
merupakan kepercayaan yang menyembah kepada Ahura Mazda atau "Tuhan yang
bijaksana". Di dalam ajaran Zoroastrianisme, hanya ada satu Tuhan yang
universal dan Maha Kuasa, yaitu Ahura Mazda. Ia dianggap sebagai Sang Maha Pencipta,
segala puja dan sembah ditujukan hanya kepadanya.